Siswi SD Ini Terpaksa Hidup di Teras Rumah Tetangga Bersama Ibu dan Kakaknya

Siswi SD Ini Terpaksa Hidup di Teras Rumah Tetangga Bersama Ibu dan Kakaknya

Baca Juga


Setiap orang pasti berharap dapat menempati sebuah rumah layak huni yang bisa dijadikan tempat berteduh.

Namun karn karena sejumlah alasan, beberapa orang terpaksa tinggal di tempat yang sesungguhnya kurang layak.

Salah satunya dialami oleh Macica, seorang siswi kelas VI sekolah dasar (SD) di Madiun, bersama kakak dan ibunya.

Belum diketahui penyebabnya, tetapi mereka terpaksa tinggal di teras rumah tetangga yang hanya ditutupi kain dan anyaman bambu.


Macica dan keluarganya yang terpaksa hidup di teras rumah tetangga. Meskipun punya sakit asma, siswi kelas VI SD itu pulang sekolah dengan jalan kaki.

Cerita kehidupan mereka yang miris telah beredar di media sosial, salah satunya dibagikan oleh netizen Arif Witanto, Sabtu (14/1/2017).

Seperti dikutip dari postingan Arif, ibu Macica, Sumini, adalah buruh perkebunan dengan penghasilan yang tak seberapa.

Sudah tiga tahun ini, Sumini, Macica dan Eka yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), tinggal di teras tetangganya di daerah RT 05 RW 01 desa Kebonagung, Mejayan, Madiun, Jawa Timur.

Setiap harinya, Macica dan Eka selalu berangkat sekolah berboncengan sepeda.

Namun ketika pulang, Macica terpaksa jalan kaki karena pulang lebih dulu dari kakaknya.

Padahal, bocah itu memiliki sakit asma. Akibatnya, akhir-akhir ini penyakitnya sering kambuh.

Macica dan keluarganya yang terpaksa hidup di teras rumah tetangga. Meskipun punya sakit asma, siswi kelas VI SD itu pulang sekolah dengan jalan kaki.

Berikut postingan Arif:

“Macica masih duduk di bangku kelas 6 SD. Ia tinggal bersama Sumini ibunya dan Eka kakaknya yang duduk di bangku SMP.

Mereka bertiga menempati teras samping rumah warga yang diberi penutup, layaknya sebuah bilik di RT 05 RW 01, desa Kebonagung, kecamatan Mejayan, kabupaten Madiun.

Bilik kecil yang berlantaikan tanah itu berukuran sekitar 6×3 meter serta hanya ditutup kain dan anyaman bambu yang sudah berlubang di sana sini.

Sudah tiga tahun ini, mereka tinggal di bilik kecil yang dibagi menjadi 3 ruangan dan tanah itupun bukan milik pribadi si empunya rumah, tetapi tanah Magersaren yaitu tanah milik Perhutani.

Saat saya tanya mengenai lampu, ‘dulu ada mbak, nyalur dari tetangga tapi mati-matian lampune sering kobong jadi sekarang gak beli lampu nanti ya mati lagi’ tutur ibu Sumini.

Jadi beberapa bulan terakhir kalau malam penerangan menggunakan senter ces hasil pemberian orang yang setiap hari dicas di rumah tetangganya.

Sumini kerja sebagai buruh perkebunan dengan penghasilan yang tidak seberapa.

Ada yang memprihatinkan dari kondisi Ica, panggilan akrab Macica. Dia mempunyai penyakit asma sudah lama dan akhir-akhir ini sering kambuh.

Macica dan Eka, kakaknya jika pergi ke sekolah setiap hari menggunakan sepeda ontel. Berdua karena sepedanya hanya satu. Namun jika pulang, Macica harus jalan kaki karena ia pulang lebih awal dari kakaknya.”

Hingga berita ini ditulis, Tribunjogja.com (Tribunnews.com network) masih berupaya mengkonfirmasi Arif untuk menjelaskan lebih lanjut soal kehidupan Macica.

Ke mana ayahnya dan anggota keluarganya yang lain juga belum diketahui.

Namun, sejumlah netizen mengaku tergerak hatinya untuk membantu keluarga tersebut. (*)

Sumber:tribunnews.com

Related Posts

Siswi SD Ini Terpaksa Hidup di Teras Rumah Tetangga Bersama Ibu dan Kakaknya
4/ 5
Oleh